Materi Kelas Online IPA - VII C SMP Negeri 2 Pangururan " LAPISAN LITOSFER"

LAPISAN LITOSFER

1. Materi
litosfer header
Artikel IPA Kelas VII kali ini akan membahas tentang pengertian litosfer yang merupakan salah satu lapisan bumi. Mau tahu penjelasannya lebih lanjut? Baca terus artikel ini ya.
---
Planet Bumi yang kita tinggali ini kalau dipikir-pikir usianya sudah cukup tua ya? Hmm….
Kira-kira kalau sudah tua, apakah kamu bisa menebak berapa usia bumi sekarang ini? Hari ulangtahunnya kapan?
Yang jelas nggak sama lho ya dengan Hari Ulang Tahun Ruangguru yang baru-baru ini disiarin di televisi.
Banyak teori-teori pembentukan tata surya yang pastinya sudah kamu pelajari kan? Apa pun teorinya, yang jelas bumi itu punya lapisan-lapisannya. Baik atmosfer, litosfer, dan hidrosfer. Kamu bisa baca lho tulisan tentang atmosfer di blog ini juga. Nah, dalam tulisan ini kita bakalan membahas sedikit tentang litosfer dulu ya
mengenal lapisan bumi litosfer - blog ruangguru - mencari litosfer
Apa sih yang dimaksud dengan litosfer?
Litosfer itu dapat diartikan sebagai lapisan batuan yang ada di bumi. Mudahnya bisa dipahami bagian padat dari bumi. Litosfer sendiri terdiri dari kerak bumi, mantel bumi, dan inti bumi. Perlu kamu ketahui nih Squad, lapisan-lapisan litosfer itu saling menyatu dan dipisahkan oleh hidrosfer.
Eitss...bukan berarti si hidrosfer ini jahat lho ya.
Hidrosfer memisahkan antara lapisan litosfer yang satu dengan yang lain yang mengakitbatkan adanya material panas yang membuat permukaan di tiap bagian litosfer itu berbeda-beda. Adanya perbedaan permukaan dari tiap lempengan di litosfer itu terbagi menjadi dalam dua teori yang bisa kamu pelajari
mengenal lapisan bumi litosfer - blog ruangguru - litosfer terbagi dua
Kita bahas satu per satu ya teorinya.

Pertama, Teori Tektonik Lempeng

Alfred Wegener, seorang meteorolog asal Jerman mengatakan bahwa teori tektonik lempeng menganut bahwa di zaman dahulu, semua benua di bumi ini menyatu dan membentuk dataran yang luas. Sebutannya Pangea. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, Pangea mulai terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. Sayangnya, teori ini tidak didukung penjelasan bagaimana cara Pangea itu saling menjauh.
Pokoknya udah pisah gitu aja ngga ada penjelasan lebih lanjut.

Baca Juga: 6 Teori Pembentukan Tata Surya

mengenal lapisan bumi litosfer - blog ruangguru - alfred wegener

Kedua, Teori Gempa Bumi dan Gunung Berapi

Gempa bumi sendiri diartikan getaran yang merambat melalui material bumi. Ini disebabkan energi dari pergerakan lempeng yang ada di dalam bumi. Semakin besar energinya maka getarannya semakin terasa. Gempat bumi melepaskan gelombang seismik yang merambat sepanjang permukaan bumi. Yaps...jadi di tiap permukaan bumi yang kamu pijak ini terdapat gelombang seismik.
Ketika gempa terjadi di dasar laut, maka gerakan antarlempeng tersebut akan mendoriong air laut untuk naik ke permukaan dan menimbulkan gelombang yang sangat besar. Inilah yang disebut dengan tsunami.
mengenal lapisan bumi litosfer - blog ruangguru - infografik
Selain gempa bumi, ada juga teori tentang gunung berapi Squad. Beberapa gunung berapi yang ada sekarang ini terbentuk karena tabrakan antara 2 lempeng. Jika lempeng satu punya massa jenis yang lebih besar, akan menekuk ke bawah lempeng yang lain karena punya massa jenis yang lebih kecil. Nah, ketika lempeng yang menekuk di bawah lempeng lainnya inilah yang akan menjadi magma.
Berita menariknya nih, Indonesia itu kan negara dengan pertemuan lempeng yang begitu banyak. Jadi, jangan heran kalau di Indonesia banyak gunung berapinya. Salah satu rangkaian gunung api yang dikenal banyak orang ialah cincin api pasifik (ring of fire).
mengenal lapisan bumi litosfer - blog ruangguru - ring of fire
Selain peristiwa meletusnya gunung Krakatau (1883) dan tsunami Aceh (2004) masih banyak gejala alam yang diakibatkan adanya cincin api pasifik. Diantaranya:

1. Erupsi Gunung Tambora di Indonesia tahun 1815

2. Erupsi Gunung Ruiz di Kolombia tahun 1985

3. Erupsi Gunung Pinatubo di Filipina tahun 1991

4. Gempa bumi di Chile tahun 1960

5. Gempa bumi di Alaska tahun 1964

6. Gempa bumi di Jepang tahun 2011



Litosfer (IPA Terpadu SMP Kelas 7 – Halaman 98 s/d 106) 

Dalam Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) tentang kebumian, tanah atau bebatuan yang ada di bumi disebut Litosfer . Litosfer berasal dari bahasa Yunani yakni lithos (batuan) dan sphaira (lapisan). Jadi, litosfer merupakan lapisan batuan yang ada di Bumi. Dalam pengertian luas, litosfer diartikan sebagai seluruh bagian padat Bumi, termasuk intinya. Struktur padat bumi terdiri atas : 

1.      Kerak Bumi.
a.       Kerak Benua merupakan kerak bumi yang berada di daratan.
b.      Kerak Samudera merupakan kerak bumi yang berada di dalam laut.
2.      Mantel.
a.       Mantel Atas.
b.      Mantel Bawah.
3.      Inti Bumi.
a.       Inti Luar yang berupa cairan pekat.
b.      Inti Dalam yang bersifat pekat hampir menyerupai padatan. 

Berdasarkan struktur Bumi, ada dua teori mendasar yang perlu kamu pelajari, yaitu Teori Tektonik Lempeng serta Teori Gempa Bumi dan Gunung Berapi.
1.      Teori Tektonik Lempeng. 

Seorang ahli meteoroligi asal Jerman, bernama Alfred Wegener mengajukan sebuah teori yang dikenal dengan Teori Pergerakan Benua (Continental Drift). Dalam teorinya, Wegener menjelaskan bahwa pada zaman dahulu, semua benua di Bumi menyatu membentuk sebuah daratan yang sangat luas (pangeae). Sekitar 200 juta lalu bemua tersebut terpisah dan bergerak menjauh secara perlahan. 

Selain fakta benua yang ada di Bumi seperti puzzle, penemuan fosil juga mendukung teori pergerakan benua, salah satu buktinya dengan adanya penemuan fosil Mesosaurus di Amerika Selatan dan di Afrika. Mesosaurus merupakan jenis reptile yang hidup di darat dan di air tawar. Wegener beranggapan bahwa Mesosaurus tidak mungkin berenang di samudra untuk sampai ke benua lain. Oleh karena itu, Wegener beranggapan bahwa Mesosaurus hidup di benua tersebut pada saat benua masih menyatu.
Selain fosil Mesosaurus, penemuan fosil lainnya juga mendukung teori pergerakan lempeng.
Beberapa Penemuan Fosil tersebut, antara lain :
a.       Fosil Cynognatus yang di temukan di Amerika Selatan dan Afrika.
b.      Fosil Lystrosaurus yang di temukan di Afrika, india, dan Antartika.
c.       Fosil tumbuhan Glossopteris yang di temukan di Amerika Selatan, Afrika, Antartika, dan Australia. 



Jika benua pernah menyatu, maka bebatuan yang menyusun benua tersebut akan memiliki kesamaan. Misalnya, struktur bebatuan pegunungan Appalachion di Amerika Serikat memiliki kesamaan dengan batuan di Greenland dan Eropa Barat. Selain itu, struktur batuan di Amerika Selatan dan Afrika juga memiliki kesamaan. Kesamaan struktur batuan juga salah satu fakta pendukung bahwa benua pernah menyatu. Akan tetapi, teori pergerakan benua yang di ajukan Wegener tidak dapat menjelaskan bagaimana benua berpisah dan bergerak menjauh. Oleh karena itu, teori pergerakan benua Wagener di tolak oleh para ahli pada saat itu. 

Pada awal tahun 1960, seorang ilmuan dari Princeton University yang bernama Harry Hammond Hess mengajukan teori yang bernama Seafloor Spreading atau pergerakan dasar laut. Hess menjelaskan bahwa di bawah kerak bumi tersusun atas material yang panas dan memiliki massa jenis yang rendah. Akibatnya, material tersebut naik ke punggung kerak samudra. Sehingga bagian dasar kerak samudra tersebut menjauh dari punggung kerak samudra dan membentuk sebuah patahan. Proses tersebut diilustrasikan pada gambar. 

Karena dasar kerak samudra menjauh sehingga terbentuk patahan, maka magma akan naik ke atas dan mengisi patahan tersebut. Magma yang telah sampai ke patahan akan mendingin dan membentuk kerak yang baru.
Teori Seafloor Spreading ini mampu menjelaskan bagaimana proses terbentuknya lembah maupun gunung bawah laut. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian ternyata usia batuan dasar laut dengan kapal Glomar Challenger (1968) juga memperkuat teori ini. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa usia batuan pada punggung kerak samudra lebih tua dari pada usia batuan pada dasar kerak. Hal ini menunjukan bahwa batuan di punggung kerak samudra baru terbentuk karena efek seafloor spreading.
Sekitar tahun 1960, para Ilmuan mengembangkan sebuah teori berdasarkan teori Continental drift dan seafloor spreading. Teori ini disebut teori tektonik lempeng. Berdasarkan teori ini, kerak bumi dan bagian atas dari mantel bumi terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini disebut lempeng. Lempeng bersifat plastis dan dapat bergerak di lapisan ini. Lempeng tersusun atas kerak dan bagian atas mantel bumi. 

Berdasarkan teori tektonik lempeng, bagian luar bumi tersusun atas litosfer yang dingin dan kaku (lempeng) serta tersusun oleh astenosfer. Astenosfer bersifat plastis yang berada di bawah lempeng. Akibatnya, lempeng seolah- olah mengapung dan bergerak di atas astenosfer.
Ketika lempeng bergerak, akan terjadi interaksi antar lempeng. Lempeng dapat bergerak saling menjauh dan memisah. Selain itu, lempeng juga bisa saling mendekat hingga terjadi tubrukan antar lempeng. 

Pergerakan sebuah lempeng akan mengakibatkan perubahan pada lempeng lainnya. Berbagai lempeng yang ada di atas dapat bergerak secara terpisah dan juga bersamaan.
Apabila 2 lempeng bergerak saling menjauh, lempeng tersebut bersifat divergent. Jika kamu amati pada gambar diatas, lempeng Indo – Australia bergerak menjauh dari lempeng Antartika. Selain itu, Lempeng Amerika Utara juga bergerak menjauh dari Lempeng Eurasia. Adanya pergerakan divergent ini akan mengakibatkan peristiwa patahan / retakan (Lihat Gambar dibawah). Salah satu patahan yang terbesar di dunia adalah patahan San Andreas di California Amerika Serikat yang Panjangnya 1.300 Km. 

Jika terdapat 2 lempeng yang saling mendekat, maka pergerakan tersebut disebut Convergent. Beberapa lempeng yang bergerak Konvergen antara lain, lempeng Indo – Australia dengan lempeng Filipina serta Lempeng Indo – Australia dengan Lempeng Eurasia. Pergerakan lempeng secara konvergen akan mengakibatkan tabrakan antar lempeng. Akibatnya terjadi fenomena Subduksi dan tabrakan antar benua. Subduksi merupakan hasil tabrakan lempeng Samudra dengan lempeng Benua yang mengakibatkan Lempeng Samudra menyelusup ke bawah Lempeng Benua seperti pada gambardibawah salah satu akibatnya adalah terbentuknya palung Laut. 

Tabrakan antar benua terjadi ketika kerak benua bergerak saling mendekat. Salah satu fakta terjadinya tabrakan antar benua adalah terbentuknya pegunungan Himalaya. Pegunungan Himalaya terbentuk karena ada 2 lempeng benua yang bertabrakan, sehingga mengakibatkan salah satu kerak benua terdorong ke atas dan membentuk pegunungan.
2.      Penyebab Terjadinya Pergerakan Lempeng Tektonik. 

Coba perhatikan dan amati ketika memasak air hingga mendidih. Apa yang akan terjadi ?. ketika air mendidih akan timbul gelembung – gelembung udara yang bergerak naik dan hilang di permukaan.  Bagaimana hal itu dapat terjadi ?. Berdasarkan prinsip kalor, ketika air dipanaskan, maka air di dasar panic akan berubah menjadi uap air (gelembung) yang massa jenisnya lebih kecil. Karena massa jenis uap air lebih kecil dibandingkan air, maka udara akan bergerak naik ke permukaan. Sesampainya di permukaan, suhu uap air akan turun sehingga akan kembali ke wujud air. Hal tersebut terus berlangsung jika air dipanaskan. Perpindahan kalor tersebut dinamakan konveksi. 

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Wagener belum dapat menjelaskan bagaimana lempeng bergerak. Akan tetapi, dengan adanya teknologi yang ada saat ini, para ilmuwan telah menemukan beberapa penjelasan tersebut. Salah satu teori yang diajukan ilmuwan adalah terjadinya perpindahan panas dari inti bumu ke lapisan mantel secara konveksi. Hal ini mirip seperti peristiwa mendidihnya air yang dimasak. 

Inti bumi yang memiliki suhu hingga 6.000  akan memanaskan material mantel bumi bagian bawah, sehingga massa jenis material tersebut berkurang. Akibatnya, material tersebut bergerak naik dari dasar ke permukaan mantel. Sesampainya di permukaan, material tersebut akan mengalami penurunan suhu, sehingga massa jenis material akan bertambah. Karena massa jenisnya bertambah, maka material tersebut akan turun ke dasar mantel. Di dasar mantel, material tersebut akan terkena panas bumi kembali, sehingga proses konveksi terjadi terus – menerus seperti pada gambar diatas. Berdasarkan teori ini, ilmuwan berhipotesis bahwa konveksi inti bumi menyebabkan pergerakan lempeng.
Bumi merupakan planet yang dinamis dengan bagian inti yang panas. Panas dari inti Bumi akan berpindah secara konveksi, sehingga mengakibatkan pergerakan lempeng. Ketika lempeng bergerak, maka akan terjadi interaksi antar lempeng. Interaksi tersebut dapat membentuk sebuah palung laut, pegunungan maupun sebuah gunung berapi. Ketika lempeng bergerak, maka sebuah energy akan dilepaskan berupa gelombang seismic atau yang dikenal dengan gempa. Kamu dapat melihat efek dari pergerakan lempeng di daerah pegunungan, erupsi gunung berapi atau sebuah tempat yang berubah setelah terjadi gempa atau aktivitas gunung berapi.

2. Kuis

Posting Komentar untuk "Materi Kelas Online IPA - VII C SMP Negeri 2 Pangururan " LAPISAN LITOSFER""