Membuat Kisi-Kisi Soal Yang Baik Dan Benar
Seorang guru tentu sudah terbiasa melakukan ulangan kepada anak didik. Fungsi dari tes tersebut bisa macam-macam. diantaranya adalah untuk mengetahui kelemahan, untuk mengukur, untuk memperbaiki dll. Penilaian hasil belajar dilakukan secara terpadu sebagaimana dijelaskan di Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, bahwa maksud terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Secara garis besar, Fungsi Penilaian hasil belajar, diantaranya adalah:
1. Alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu pada rumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan antara lain : dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran.
3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Beberapa tes yang harus dilakukan seorang guru antara lain:
1. Ulangan harian: Ulangan ini dilakukan minimal setelah 1 KD selesai
2. UTS : Ulangan ini dilakukan setelah melaksanakan pembelajaran setengah dari jumlah KD yang ada. Misal Pkn ada 4 KD maka UTS bisa dilakukan setelah 2 KD. Atau setelah 8-9 minggu pembelajaran
3. Ulangan Akhir semester: Ulangan yang dilakukan setelah pembelajaran 1 semester selesai. Jika terdapat banyak indikator, maka ulangan ini tidak harus mengambil semua indikator yang ada akan tetapi boleh diambil dari indikator yang dianggap penting.
Dalam melakukan penilaian hasil belajar, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu :
- Penentuan tujuan tes,
- Penyusunan Kisi-kisi tes,
- Penulisan Soal,
- Penelaahan Soal (validasi soal),
- Perakitan soal menjadi perangkat tes,
- Uji coba soal termasuk analisisnya,
- Bank Soal
- Penyajian tes kepada siswa
- Skoring (pemeriksaan jawaban siswa)
Menyusun Kisi-Kisi Soal
Kisi-kisi adalah Suatu format berupa matriks yang memuat pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan atau dalam melakukan perakitan tes.
Syarat-syarat kisi-kisi yang baik :
- Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan;
- Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
- Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan
Komponen kisi-kisi terdiri dari :
A.Kelompok Identitas :
- Jenis institusi
- Program/Jurusan
- Bidang studi/matapelajaran
- Tahun Pelajaran
- Kurikulum yang diacu/dipergunakan
- Jumlah soal
- Bentuk soal
Prinsip pembuatan kisi-kisi soal adalah UKRK yaitu:
Urgen: artinya bagian yang penting dari pembelajaran yang harus dikuasai siswa.
Kontinuitas: berkelanjutan dari pelajaran yang sebelumnya.
Reliabel: keandalan soal. Artinya bisa membedakan kemampuan siswa. tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar.
Keterpakaian: berhubungan dengan dunia nyata siswa
Sedangkan Prinsip pembuatan soal yaitu: Substansi, Konstruksi dan bahasa. sebuah soal kadang dinyatakan sulit karena bahasa soal yang kurang bisa dipahami oleh pembaca soal.
Kisi-kisi soal yang baik adalah kisi-kisi yang bisa juga dipakai oleh orang lain. Artinya jika pembuat kisi-kisi dengan pembuat soal adalah orang yang berbeda maka pembuat soal bisa membuat soal sesuai dengan harapan si pembuat kisi-kisi soal.
Apa saja yang harus kita siapkan untuk membuat kisi-kisi soal(untuk mempermudah kita dalam membuat kisi-kisi):
1. Silabus
2. KKO=Kata Kerja Operasional
3. Materi Pelajaran yang akan diujikan
Penulisan soal bentuk uraian membutuhkan kaidah-kaidah. Kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal meliputi:
Kaidah penulisan soal uraian seperti berikut :
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator.
b. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan.
c. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan peugukuran.
d. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas.
2. Konstruksi
a. Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai.
b. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
c. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
d. Tabel, gambar, grafik, peta, ilustrasi, narasi atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas, terbaca, dan berfungsi.
3. Bahasa
a. Rumusan kalimat soal harus komunikatif.
b. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
c. Tidak menimbulkan penafsiran ganda.
d. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
e. Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan peserta didik.
Kaidah penulisan soal Pilihan Ganda
Penyusuan soal pilihan ganda juga menggunakan kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan. Penyusunan soal pilihan ganda memerlukan ketelitian dan keterampilan. Hal ini mengandung arti bahwa pengecoh yang digunakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga pengecoh tersebut dapat berfungsi. Kaidah-kaidah yang diperlukan dalam penyusunan soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1. Materi
a. Soal harus sesuai dengan indikator
b. Pengecoh harus berfungsi
c. Terdapat 1 jawaban benar
d.
2. Kontruksi
a. Pokok soal jelas dan tegas
b. Pokok soal hanya pernyataan yang diperlukan saja
c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke jawban yang benar
d. Tidak boleh terdapat arti ganda
e. Jawaban harus logis dan homogeny
f. Panjang jawaban harus relatif sama
g. Tidak boleh mengandung pernyatan semua benar maupun semua salah
h. Jawaban berbetuk angka dan waktu harus disusun secara berurutan
i. Gambar, grafik, table, narasi, ilustrasi harus berfungsi dan jelas
j. Pokok soal tidak boleh mengandung kata yang mengungkapkan ketidakpastian
k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban sebelumnya
3. Bahasa
a. Sesuai dengan EYD
b. Bahasa harus komunikatif
c. Letakkan kata pada pokok soal
Pilihan ganda yang baik mempunyai beberapa bagian. Nana Sudjana (2009) berpendapat bahwa soal pilihan ganda terdiri dari :
1. Stem merupakan pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
2. Option merupakan sejumlah pilihan atau alternative jawaban
3. Kunci merupakan jawaban yang benar atau yang paling tepat
4. Distraktor merupakan jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban
Kelompok Matriks
1. Kompetensi Dasar
- Materi yang akan diberikan/dijadikan soal
- Indikator
- Nomor urut soal (jika diperlukan)
Salah satu unsur penting dalam komponen matriks adalah indikator. Indikator adalah rumusan pernyataan sebagai bentuk ukuran spesifik yang menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO). Dalam praktiknya, penggunaan kata kerja operasional untuk setiap indikator harus disesuaikan dengan domain dan jenjang kemampuan yang diukur. Berikut contoh rumusan kata kerja operasional.
1. Domain Kognitif :
a. Pengetahuan/ingatan : mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan, dan sebagainya.
b. Pemahaman : mengubah, mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, menuliskan kembali, meningkatkan, dan sebagainya.
c. Penerapan : menghitung, mendemonstrasikan, mengungkapkan, mengerjakan dengan teliti, menjalankan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, menggunakan, dan sebagainya.
d. Analisa : mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, merinci, dan sebagainya.5) Sintesa : menggolongkan, menggabungkan, menghimpun, menciptakan, merencanakan, menjelaskan, membangkitkan, mengorganisir, merevisi, menyimpulkan, menceritakan, dan sebagainya.
e. Evaluasi : menilai, membandingkan, mempertentangkan, mengeritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran, menyokong, dan sebagainya.
2. Domain Afektif :
a. Kemauan menerima : bertanya, memilih, menggambarkan, mengikuti, memberi, berpegang teguh, menjawab, menggunakan, dan sebagainya.
b. Kemauan menanggapi : menjawab, membantu, memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan, mempraktikkan, mengemukakan, membaca, melaporkan, menuliskan, memberitahu, dan sebagainya.
c. Berkeyakinan : melengkapi, menggambarkan, membeda-bedakan, mengusulkan, bekerjasama, mencoba, dan sebagainya.
d. Ketekunan, ketelitian : merevisi, melaksanakan, memeriksa kebenaran, melayani, dan sebagainya.
3. Domain psikomotor :
Menirukan, menggunakan, artikulasi (mengucapkan dengan nyata, menyatukan dengan menyambung), mewujudkan, membina, menukar, membersihkan, menyusun, menghubungkan, melatih, mengikuti, membuat bagan, melokalisir, mengikat, mencampur, mengasah/menajamkan, mengaduk, mengerjakan dengan teliti, memulai, memanaskan, mengidentifikasi, dan sebagainya.
INDIKATOR SOAL
Indikator soal berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal. Indikator dikembangkan sesuai dg karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dg kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Syarat-syarat indikator yang baik adalah :
1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur.
2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur.
3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih.
4. Dapat dibuatkan soalnya.
Teknik Perumusan Indikator Soal :
1. Bila soal terdapat Stimulus (misal: gambar) maka rumusan indikatornya adalah: Disajikan …. Siswa dapat …. (titik-titk di isi dengan KKO, misal: menjelaskan, menyebutkan, dst. Diikuti materi yang di inginkan). Contoh: Disajikan gambar tumbuhan, siswa dapat menentukan bagian akar pada tumbuhan dengan benar.
2. Bila soal tidak terdapat stimulus maka rumusan indikatornya: Siswa dapat ….
Mekanisme Pengembangan Indikator
a. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan indikator melebihi standar minimal tersebut. Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat
diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam Tabel berikut
Tabel Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional
No
|
Klasifikasi Tingkat
Kompetensi
|
Kata Kerja Operasional yang Digunakan
|
1
|
Berhubungan dengan
mencari keterangan
(dealing with retrieval)
|
1.Mendeskripsikan (describe)
2.Menyebutkan kembali (recall)
3.Melengkapi (complete)
4.Mendaftar (list)
5.Mendefinisikan (define)
6.Menghitung (count)
7.Mengidentifikasi (identify)
8.Menceritakan (recite)
9.Menamai (name)
|
2
|
M e m p r o s e s
(processing)
|
1.Mensintesis (synthesize)
2.Mengelompokkan (group)
3.Menjelaskan (explain)
4.Mengorganisasikan (organize)
5.Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)
6.Menganalogikan (make analogies)
7.Mengurutkan (sequence)
8.Mengkategorikan (categorize)
9. Menganalisis (analyze)
10.Membandingkan (compare)
11.Mengklasifikasi (classify)
12.Menghubungkan (relate)
13.Membedakan (distinguish)
14.Mengungkapkan sebab (state causality)
|
3
|
Menerapkan dan
m e n g e v a l u a s i
(Application and
Evaluation)
|
1.Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)
2.Membuat model (model building)
3.Mengevaluasi (evaluating)
4.Merencanakan (planning)
5.Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan
(extrapolating)
6.Memprediksi (predicting)
7.Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil
kesimpulan (inferring)
8.Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)
9.Menggeneralisasikan (generalizing)
10.Mempertimbangkan /memikirkan
kemungkinan-kemungkinan (speculating)
11.Membayangkan /mengkhayalkan/
mengimajinasikan (Imagining)
12.Merancang (designing)
13.Menciptakan (creating)
14.Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal
(hypothezing)
|
Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik disajikan dalam tabel 2, 3, dan 4.
Tabel Kata Kerja Ranah Kognitif
Pengetahuan
|
Pemahaman
|
Penerapan
|
Analisis
|
Sintesis
|
Penilaian
|
Mengutip
Menyebutkan
Menjelaskan
Menggambar
Membilang
Mengidentifikasi
Mendaftar
Menunjukkan
Memberi label
Memberi indeks
Memasangkan
Menamai
Menandai
Membaca
Menyadari
Menghafal
Meniru
Mencatat
Mengulang
Mereproduksi
Meninjau
Memilih
Menyatakan
Mempelajari
Mentabulasi
Memberi kode
Menelusuri
Menulis
|
Memperkirakan
Menjelaskan
Mengkategorikan
Mencirikan
Merinci
Mengasosiasikan
Membandingkan
Menghitung
Mengkontraskan
Mengubah
Mempertahankan
Menguraikan
Menjalin
Membedakan
Mendiskusikan
Menggali
Mencontohkan
Menerangkan
Mengemukakan
Mempolakan
Memperluas
Menyimpulkan
Meramalkan
Merangkum
Menjabarkan
|
Menugaskan
Mengurutkan
Menentukan
Menerapkan
Menyesuaikan
Mengkalkulasi
Memodifikasi
Mengklasifikasi
Menghitung
Membangun
Membiasakan
Mencegah
Menentukan
Menggambarkan
Menggunakan
Menilai
Melatih
Menggali
Mengemukakan
Mengadaptasi
Menyelidiki
Mengoperasikan
Mempersoalkan
Mengkonsepkan
Melaksanakan
Meramalkan
Memproduksi
Memproses
Mengaitkan
Menyusun
Mensimulasikan
Memecahkan
Melakukan
Mentabulasi
Memproses
Meramalkan
|
Menganalisis
Mengaudit
Memecahkan
Menegaskan
Mendeteksi
Mendiagnosis
Menyeleksi
Merinci
Menominasikan
Mendiagramkan
Megkorelasikan
Merasionalkan
Menguji
Mencerahkan
Menjelajah
Membagankan
Menyimpulkan
Menemukan
Menelaah
Memaksimalkan
Memerintahkan
Mengedit
Mengaitkan
Memilih
Mengukur
Melatih
Mentransfer
|
Mengabstraksi
Mengatur
Menganimasi
Mengumpulkan
Mengkategorikan
Mengkode
Mengombinasikan
Menyusun
Mengarang
Membangun
Menanggulangi
Menghubungkan
Menciptakan
Mengkreasikan
Mengoreksi
Merancang
Merencanakan
Mendikte
Meningkatkan
Memperjelas
Memfasilitasi
Membentuk
Merumuskan
Menggeneralisasi
Menggabungkan
Memadukan
Membatas
Mereparasi
Menampilkan
M e n y i a p k a n
Memproduksi
Merangkum
Merekonstruksi
|
Membandingkan
Menyimpulkan
Menilai
Mengarahkan
Mengkritik
Menimbang
Memutuskan
Memisahkan
Memprediksi
Memperjelas
Menugaskan
Menafsirkan
Mempertahankan
Memerinci
Mengukur
Merangkum
Membuktikan
Memvalidasi
Mengetes
Mendukung
Memilih
Memproyeksikan
|
Tabel Kata Kerja Ranah Afektif
Menerima
|
Menanggapi
|
Menilai
|
Mengelola
|
Menghayati
|
Memilih
Mempertanyakan
Mengikuti
Memberi
Menganut
Mematuhi
Meminati
|
Menjawab
Membantu
Mengajukan
Mengompromikan
Menyenangi
Menyambut
Mendukung
Menyetujui
Menampilkan
Melaporkan
Memilih
Mengatakan
Memilah
Menolak
|
Mengasumsikan
Meyakini
Melengkapi
Meyakinkan
Memperjelas
Memprakarsai
Mengimani
Mengundang
Menggabungkan
Mengusulkan
Menekankan
Menyumbang
|
Menganut
Mengubah
Menata
Mengklasifikasikan
Mengombinasikan
Mempertahankan
Membangun
Membentuk pendapat
Memadukan
Mengelola
Menegosiasi
Merembuk
|
Mengubah perilaku
Berakhlak mulia
Mempengaruhi
Mendengarkan
Mengkualifikasi
Melayani
Menunjukkan
Membuktikan
Memecahkan
|
Tabel Kata Kerja Ranah Psikomotor
Menirukan
|
Memanipulasi
|
Pengalamiahan
|
Artikulasi
|
Mengaktifkan
Menyesuaikan
Menggabungkan
Melamar
Mengatur
Mengumpulkan
Menimbang
Memperkecil
Membangun
Mengubah
Membersihkan
Memposisikan
Mengonstruksi
|
Mengoreksi
Mendemonstrasikan
Merancang
Memilah
Melatih
Memperbaiki
Mengidentifikasikan
Mengisi
Menempatkan
Membuat
Memanipulasi
Mereparasi
Mencampur
|
Mengalihkan
Menggantikan
Memutar
Mengirim
Memindahkan
Mendorong
Menarik
Memproduksi
Mencampur
Mengoperasikan
Mengemas
Membungkus
|
Mengalihkan
Mempertajam
Membentuk
Memadankan
Menggunakan
Memulai
Menyetir
Menjeniskan
Menempel
Menseketsa
Melonggarkan
Menimbang
|
Perbedaan Tes Uraian dan Pilihan Ganda
Tabel Perbandingan Tes Uraian dan Pilihan Ganda
No.
|
Bentuk Tes
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1
|
Uraian
|
Dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam menyusun jawaban dengan menggunakan bahasa mereka sendiri
|
Kesulitan dalam penyusunan pedoman penskorannya.
|
2
|
Mampu mengukur aspek perilaku peserta didik (kelengkapan aspek pengukuran)
|
Pengaruh subyektivitas penilai cukup besar
| |
3
|
PG
|
Mampu menilai secara objektif
|
Sukar untuk menentukan pengecohnya
|
4
|
Materi yang diujikan dapat mencangkup sebagian besar dari bahan pengajaran yang diajarkan
|
Kemungkinan untuk melakukan tebakan jawaban masih cukup besar
| |
5
|
Jawaban siswa dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat
|
Proses berpikir siswa tidak dapat diketahui dengan nyata
|
CATATAN PENTING!
- Indikator soal dikembangkan dari IPK (indikator pencapaian kompetensi) (IPK bisa lihat di silabus)
- Satu indikator pencapaian kompetensi tidak harus menjadi 1 indikator soal. Artinya bisa dikembangkan menjadi beberapa indikator soal.
- Satu indikator soal tidak harus menjadi 1 soal, dalam referensi lain menyebutkan bahwa 1 indikator soal hanya menjadi 1 soal. Keduanya kami belum menemukan referensi yang valid. (silahkan masukannya jika ada sumber yang lebih valid)
- Dalam membuat indikator soal harus sudah membayangkan menjadi soal apa (Pilihan ganda/Isian singkat/ Uraian)
- Kisi-kisi ada 2 macam yaitu kisi-kisi terbuka dan kisi-kisi tertutup.
- titik-titik pada soal yang letaknya di akhir hanya 4 titik saja (1 titik penutup kalimat & 3 titik untuk kata/kalimat yang dihilangkan), Jika di tengah-tengah maka hanya 3 titik. Misal : 1. Ir. Soekarno lahir di kota … .
Contoh format Kisi-kisi soal
No
|
SK/KD
|
IPK
|
Kls
|
Materi
|
Indikator
|
Bentuk Soal
|
No. Soal
|
Soal
|
Tingkat
|
NB. Format Kisi-kisi Soal banyak Versi, namun ini versi lengkapnya
Cukup Sekian Dulu dari kami, Semoga apa yang kami tulis dapat bermanfaat bagi kita semua dan pendidikan di Indonesia akan lebih baik dengan hadirnya guru-guru yang professional dan berkualitas. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan, mohon kritikan guna memperbaiki tulisan kami. Boleh di share jika bermanfaat.
Refrensi:
Dadan Rosana.(2015). Evaluasi Pembelajaran Sains.
Mundilarto. (2010). Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY
Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
pgrionline.com/2015/05/langkah-langkah-menyusun-kisi-kisi-soal
Posting Komentar untuk "Cara Mudah Membuat Kisi-Kisi Soal Yang Baik Dan Benar"